Era digital membuat manusia memiliki gaya hidup baru yang tak bisa lepas dari perangkat elektronik dan internet. Pun, di dunia traveling, tercatat ada beberapa perubahan siginfikan. Riset yang dilakukan Frederic Gonzalo –praktisi pemasaran digital dan online travel, mobile online booking meningkat 1700% dalam rentang waktu 2011-2016. Masih berdasar riset Gonzalo, jasa perjalanan mendapat 30-40% pesanan lebih banyak setelah memasang sistem online booking.
Kini kita tak akan kaget lagi jika mendengar kabar danau kecil di hutan belakang rumah kita mendadak ramai dikunjungi wisatawan hanya karena ada yang bisa memotretnya dari sudut terbaik dan membuatnya viral di sosial media.
Tak banyak lagi cerita turis yang kecele karena hotel yang mereka pilih sebagai tempat menginap ternyata tak sesuai cerita yang beredar. Ada banyak review hotel beterbaran di TripAdvisor –travel apps paling populer di bumi dengan 150 juta pengguna aktif bulanan.
Era ‘virtual reality’ (VR) yang sudah mulai booming pada 2016, akan mulai merakyat di tahun 2017. Youvisit.com sudah mengawali dengan fitur ‘360 hotel tour’. Kita dapat melihat calon hotel kita dalam pandangan 360 derajat. Semua akan terlihat lebih nyata.
Namun, pesatnya perkembangan teknologi dapat menjadi masalah jika kita tidak bijak menggunakannya. Bagaimana menjaga suatu destinasi yang awalnya ‘perawan’, tetap terawat meski banyak yang berkunjung karena viral di sosial media, atau tentang bagaimana mengatur hasrat kita untuk tak terus-terusan ber-sosial media ketika berada di destinasi alih-alih berkomunikasi dengan warga lokal. Alangkah baiknya jika kita – sebagai pengguna-lah yang mengontrol teknologi, bukan teknologi yang mengontrol kita.
Selamat datang di era baru, travelers!